Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

IBNAN KARYA- PUISI PERIAS JALAN YANG MANJA

Perias jalan yang manja oleh : Ibnan Mawahid Bagai angin hembus engkau melangkah,dengan langkah gontai keluar dari sela sela. Tubuh sexy berperisai celana bikini, Bibir nonor merah delima, yang sudah rela melahap bibir mancung. Di trotoar jalan sepi bagai angkutan cari penumpang, Serambi menawar diri. 'Mas jemblemnya,jemblenya mas mari'. Segala tempat mewah menjadi saksi, dari air hina tercecer bahagia. Alat kontrasepsi jadi ahli mengatur nafsu berahi. Gonta ganti tanduk memasukinya. Kadang jerit nan mengrenyit melampiskan nikmat.. Ohh pemandu, pemandu jawara paling handal hewul . Goyangamu maut memporak porandakan dinding dinding hasrat. Terima kasih perias jalan- jlan, Tanpamu dunia merintih kedinginan

KUNCI SUKSES ADALAH TAQWA- OLEH BP TRI LAKSONO

Gambar
"Kunci Sukses itu adalah Taqwa " Oleh Bapak Tri Laksono Aswa Magelang-Temanggung Keajaiban dalam kata Taqwa adalah pondasi besar dari kehidupan. Terutama dalam masalah ekonomi dalam segi bisnis . Kita adalah manusia ekonomi yang pastilah membutuhkan donatur untuk dapat menghidupi kehidupan yang kita jalankan. Pada dasarnya kita itu adalah Penikmat bukan Pemberi, maka donatur itu adalah Allah dan kita hanya mengikuti apa yang menjadi kodrat dariNya. Dalam diakusi kali ini Bapak Tri Laksono sebagi Guru di Syubbanul Wathon memberikan gambaran luas tentang kehidupan yang sebenarnya. Dan trik menaklukan uang . Trik menaklukan uang ? Bagaimna ya menaklukan uang, kok bisa? bagaimna sih membangun bisnis , apa sih yang harus dilakukan lagi biar bisnis dan usaha berjalan ? Nah disini akan dibahas jawaban dari pertanyaan diatas. Kunci menuju Sukses itu adalah Taqwa . B egitulah kata beliau. Sebab dengan Taqwa akan ada suatu keajaiban yang datang tanpa kita duga

Puisiku- Tentangmu

ALLAH MENGUJIKU ATAUKAH MENAKDIRKAN UNTUKKU? Allah menciptakan sebuah pertemuan bukan tanpa alasan, entah untuh sebuah ujian rasa, atau untuk sebuah pembelajaran , ataupun sebuah takdir tetap. Inilah aku dengan penuh harap Membaca setiap kalimah dalam abjad kata Aku tak mampu mengerti dengan bahasa yang Tuhan Beri Jatuh dan cinta sepertinya bukan sebuah logika nyata Itu hanya ilusi tentang kesendiriaan yang menguji Dihari itu, temu bertatap Saat sebelumnya hanya via surat Dalam gemerlap harap, membukakan pintu? Atau... Memberikan peluang? Yang jelas ilusi ini mengoyak pikiranku Menjadi candu , dan sebait rindu Ah kan hanya sekali? Mudah saja Allah membolak-balikkan hati ini Cukup ini uji, biar aku pendam sebuah harap sebelum labuhku tepat Dalam sejuta syarat Doaku-aku paling mujarab Aku yakin, sebab Dengaya kutak pernah temukan kecewa Lekas beranjaklah .. Sebab aku hanya ingin bertemu Bersamamu, dengan sholawat dan sholat ....

PUISI UNTUK NEGERI

 JIWAKU LENGAH Nasib malang hambat setiap manusia,bukan ! Jiwa lapuk termakan api amarah Susah redam bergejolak lebih Diatas tanah lahir berdiri gagah kebencian Virus menyebar menikam para penjiwa Mereka-mereka terhasut bingkai amarahnya Lalu? Kemanakah kemerdekaan dulu singgah? Damai, sejahtera tanpa gaduh membahana Jebakan amarah membius hingga dasar tubuh tumbuh Jiwaku lengah,musuh merambah Jiwaku kaku,rusak tertaut sudah Penompang tak ada lagi Jiwa ramah,kian hilang dalam sejarah Ego meradang membababi buta Jiwa rusaklah sudah Kobaran api merenggut,jiwa lemah tak terurus Luapan amarah meraja Bagai semut dalam gula Penuh,tapi tak dapat lahap makan ...

Edisi Jatuh Cinta

Gambar
I LOVE YOU A (ILYA) KAMU  (n) adalah alasan Tuhan , kenpa jarak terbentang jauh diantara kita . Hingga pada akhirnnya kita akan saling menemukan, atau bahkan ditemukan.

SASTRA PUISI

Politikus-kus Tikus-tikus pemilik saham Berhamburan dibar-bar kegelapan Bukan got lagi,apalagi lubang dibawah tanah Bukan” jendral” apalagi keju Tapi gambar pahlawan merah biru Pemilik dasi, mobil pribadi Dikawal kesana-kesini Tak peduli jiwa-jiwa lapar diujung negeri Mengemis demi sesuap nasi Hah ! tak patut .. Sadarlah hai tikus-tikus berdasi Pemilik nama rakyat tak punya harga diri

Coretan Akhir Agustus

Gambar
by:google Jangan katakan jika itu kan menyakitkan cukup sibukmu yang menyita sejuta waktu untukku kepada pena yang selalu bersanggar pada jarimu dan setumpuk kertas yang jadi pandangan seharimu bahkan laptop yang kian waktu, lelah menemanimu jangan katakan lagi, aku mohon biarlah aku terbiasa dengan keseharianmu menunggu dalam sabar menyendiri dalam penantian hingga tangan Tuhan menyapa kita tuk mempersatukan lewati ambang batas kerinduan yang kian hari menyekat dalam lorong hati tanpa sekalipun berlarian mencari udara.. mungkin? atau bahkan pergi jauh namun rindu ini mulai terbiasa dengan senandung sajakku tanpa lelah mengambang batas jadi coretan manis pantas kau baca, dan rindu ini  membunuh habis waktu tuk sekedar memikirkanmu.

PUISI KEMERDEKAAN

Gambar
Foto by : ayuprint (google) SAJAK KEMERDEKAAN Kepada Pertiwi? Janjimu adalah negeri Bangkitmu adalah rakyatmu sendiri Dari sabang merauke Suku-bahasa bermacam dan bervariasi Kepada pertiwi? Tanahmu adalah pusakamu 72 tahun silam berseru untuk negari Berimbah dara,luka sudah biasa terjadi Bahkan nyawa jadi taruhan Kepada pertwi ? Kini negeri dilanda frustasi Merdeka tak lagi kini Budak-budak media pemicu regenerasi tak ada arti Tonggak negeri,pemuda Laiknya seperti tombak menyusup pada pohon pisang Mudah menancap bawa perubahan Sungguh riang, Namun tak lagi sayang Kepada pertwi? Negeri menua, namun lupa Pejuang mendarah demi merdeka Lalu apa ? Bualan dimana-mana Demi saja, Petuah meraja Laku tak ada hanya berbicara Malang nian nasibmu, Kepada pertiwi Terimalah baktiku Dalam negeriku meski, Ladang sayang hanya tinggal kenangan Perpecahan janganlah datang Biar bunda,menikmati lelahnya Dalam pangkuan pertiwi Dinegeri ini.. DIRGAHAYU 72 TA

SAJAK MALAM

Selamat malam langit? kau begitu menawan, namun sayang kau telanjang kemnakah bulan kau diamkan ? kemanakah bintang kau sembunyikan? sepi sedan, malam hanya detik jam bertamu dalam angan tak berkesampaian dalam pertanyaan , kapan kau datang? siapa memang yang kau tunggu ? kau tau ,detik jam takkan memberitahumu? kau harus tanya, bukan kepada langit,udara,atau awan.. namun, kepada hati yang pernah kau campakkan... kapan kau datang? pertanyaan menggeming kedalam kepala, sungguh membudak dalam nafsu, diri menggelora apa itu? sebuah harapan.. dalam angan yang tak berkesampaian , duhai dan duhai dan duhai, kau terlalu sibuk, apa mungkin/ tapi? aku harus menunggu, kau pulang? nyatannya kau belum menyempatkan? dalam angan yang tak berkesampain, diakhir sajak dalam untaian semuah harapan , kebahagiaan.. Temanggung,
Kumohon Hujjan Jangan Menghilang.. Ketika kamu adalah hujan kebahagiaan,  Dan suka mu adalah rintik yang membendung dalam skala nyata Begitu banyak dan tak berhemti Dan hujanku adalah kamu? Kamu yang menjadi bahagiaku Ketika satu senyuman adalah alasanku berkiprah Berkiprah jalani hari tanpa tangisan.. Dan ketika hujan berada Aku mengintaimu dari balik jendela Duhai angin jaangan kau rebut dia dariku Duhai petir,  Biarlah dia jadi sandaranku Sewaktu aku lelah jalani hari Hingga larut aku dalam pancaran kesucian negeri awan Tiap hujan yang berjatuhan Dialah yang menjdi penawar letih dalam satu sentuhan Dan... Kumohon jangan pergi terlebih dulu Hujan, Aku masih mengintaimu dalm gelisah Menahan rindu Dan tak menginginkanmu pulang Biarlah hujan saja Yang menemaniku disini Dengan deraasnya.. Aku merengkuh Bertahan Merindukanmu dalam kesakitan... Tentang hati,  UP3AD Temanggung

Wisata Embung Kledung, Temanggung - Sebongkah Rindu Untukmu

Gambar
Kepada Jingga yang Ku Rindukan Foto : Luklu'atul Asiyah Satu hal yang tak kumengerti,  Dari sekian baris dalam coretan kecil hidupku...  Kudapati senja yang menglonglong dalam langit mendung..  Siluet yang memangku dalam pandang  Aku terpesona dalam buana yang nyata..  Disana dilembah biru aku temukan..  Sesosok pangeran berkuda dibawah naungan senja Membawa sebongkah berlian dengan buah cinta yang nyata Dibalik itu, kudapati lagi seorang lelaki yang tak pernah kukenal Dia termenung disekujur danau,  Kutanya,  Siapakah kau duhai teman,..  Aku, adalah lelaki miskin yang sedang jatuh cinta  Tapi tak kudapati cinta itu kembali kepadaku..  Duhai, langit..  Aku bersenandung atas siapa yang menciptakanMu..  KepadaNya kau berserah diri duhai lelaki temanku..  Dan senja masih saja bersaja..  Aku tersentuh atas kisah yang kau haturkan duhai teman Dan kini aku termangu kepada senja yang yang tersingkir oleh mendung Aku merindukan jin

Saat Harapan Tengah Pupus

Tanpa Judul Bukan saja tak melihat paras Tapi lumat dalam sekejap Seperti meja kerja yang berserakan Beribu kertas berhamburan Setumpuk tugas telah menunggu Tanpa tinta yang beradu, Dan aku.... Tinta, Tinta yang kau campur dengan air Aku adalah tinta dan aku adalah air Yang bersatu Dengan ketidakmungkinan Karena aku adalah aku Tergiur dengan berkas musuh Yang menampak sejuta dollar Sadar diri sudah Hati bukan pelampiasan harta Tak lain pelampiasan jiwa Kepada jiwa-jiwa yang kesepian Dan aku merasakan Tersiksa daku dengan harap semu Kau yang berutang seribu janji Kau lampiaskam dengan senyum manis lalu pergi Dan masih saja kuterpaku Dengan nada berlahan yang menusuk namun menghilang Roda-roda berputaran Mengintari hati yang melepuh Kian melepuh. Hingga kusadari Faajar tengah menyingsing Dan rutinitas sudah menunggu Yang kulihat pagi ini Aku tertidur dengan harapanmu... Temanggung, 21 februari 2017

Puisi Bersambung

Entah Sebilah pedang menancap dalam relung hati Menyayat membelah hati berkeping sudah Hancur lebur Obat apakah sembuhkan luka ini Bukan perban atau betadin Luka yang menganga Tak kasat mata Membaur menyeluruh semakin dalam terperosok Didalam jurang tak berkesampaian Entah kemana lagi aku berjalan Lewati arus untuk mencari obat Aku pernah lengah hingga terbuai Lalu laksana pahit telah merajam Dan mengikis dalam sanubari Dan ini hati yang terluka Lalu lenyap bahkan mati Untuk apa puisi ini? Bersambung...
Pelukan Sang Ilahi Kukejar angan namun tak pasti Kulalui rintang tak pernah terselesaikan Hingga datang pelangi senja Menghantarkanku pada kesejukan cahyanya Dan kupandangi hingga lenyap Sungguh kuasaNya begitu menawan Dan kutemani senja dikala riang dan berteriak dalam gelap Buaian cinta kasih yang kau padu di atas hingar binar kuasamu Dialah Sang Pemilik yang Agung Dengan rasa hormat kutunduk dalam sholatku Meski selalu kumeratapi Sampai kapan harus seprti Sampai kapan aku bisa memelukmu Ya Rabb Memeluk dalam khusyuk sholatku Memeluk dalam pinta atas nama CintaMu Tanpamu hidup tak layak Tanpamu hidup tak berarti Hingga kumemeluk kuasaMu ya Tuhanku Hingga hidupku hanya terpacu padamu.. Wahai hati yang masih kelu Putri Senja              Kisahku dalam Sujudku Temanggung, 24 januari 2017

REMEMBER WHEN- ASWA YUKS

Gambar
°~° [ BERSUARA DALAM PUISI ] Dulu, serasa absurd. Dulu, aneh. Dulu, dan dulu Tidak mungkin, Bak sebuah kapal, seketika mengepakan layar Mengabdikan diri, oh untukmu nahkoda pesiar Berlabuh didermaga "kebarokahan" itulah suratan Mulai mungkin, Sabetan sajadah, pintu awal harapan Kedinginan dalam tarian gayung beriringan Berbondong-bondong dalam rel-rel berderetan Demi secuil nasi dalam nampan Segera mungkin, Ketika pola ikatan sepatu mulai terlukis Menuju beton mengais Berlahan goresan tinta menari rapi Bersama bersemilir angin nan asri Siulan melodi burung harmoni Oh indahnya suratan ini Mungkin, Engkau yang dulu bukanlah yang sekarang Dulu rimbunan salak dan rambutan Kebun beton kinipun kau sandang Kebersamaan dalam kenangan Lebih dari financial yang tak terbilang Kini aku mengerti, tak ada yang di sesali Realita bersuara lebih dari ekspektasi Terimakasih telah menjadikanku alumni - A. Syarifudin - @copyright2017

Sajak Januari

Lapuk Tak Luput Panggung-punggung itu berjajar demi selembar kertas Yang masih terpaut dercak tinta. Dengan keringat meluluh menelantarkan Kasih sepanjang pedih kehidupan Saat renta- meraja Daya tak berkumpul Hanya bayang kosong merengkuh Deretan senja Hidup masih tentang peminta Dari hak yang disalahgunakan Para penguasa yang berdendang Dunia bukan tentang rakyat melaknat Nafsu beranjak Tapi tentang sukma-sukma yang merajah menjadi debu pengganggu penglihat Hujan membelah langit Memanjakan setiap insan.. Atas malas diri yang menguasa Sungguh?  Apakah peminta bisa bahagia.. Bukan jerit diatas diam Tak lain damai kehidupan.. Jiwa-jiwa telah lapuk Bersama rayap yang memakan Rayap berdasi penuh misteri Janji yang berkoar Hanya ilusi Kini bukan jua lapuk bersalah Dengan jamin penguasa Tapi rayap berdasi tak bertanggung jawab.. Saat rakyat bersuara .. Putri Senja