REMEMBER WHEN- ASWA YUKS
°~°
[ BERSUARA DALAM PUISI ]
Dulu, serasa absurd. Dulu, aneh. Dulu, dan dulu
Tidak mungkin,
Bak sebuah kapal, seketika mengepakan layar
Mengabdikan diri, oh untukmu nahkoda pesiar
Berlabuh didermaga "kebarokahan" itulah suratan
Mulai mungkin,
Sabetan sajadah, pintu awal harapan
Kedinginan dalam tarian gayung beriringan
Berbondong-bondong dalam rel-rel berderetan
Demi secuil nasi dalam nampan
Segera mungkin,
Ketika pola ikatan sepatu mulai terlukis
Menuju beton mengais
Berlahan goresan tinta menari rapi
Bersama bersemilir angin nan asri
Siulan melodi burung harmoni
Oh indahnya suratan ini
Mungkin,
Engkau yang dulu bukanlah yang sekarang
Dulu rimbunan salak dan rambutan
Kebun beton kinipun kau sandang
Kebersamaan dalam kenangan
Lebih dari financial yang tak terbilang
Kini aku mengerti, tak ada yang di sesali
Realita bersuara lebih dari ekspektasi
Terimakasih telah menjadikanku alumni
- A. Syarifudin -
@copyright2017
[ BERSUARA DALAM PUISI ]
Dulu, serasa absurd. Dulu, aneh. Dulu, dan dulu
Tidak mungkin,
Bak sebuah kapal, seketika mengepakan layar
Mengabdikan diri, oh untukmu nahkoda pesiar
Berlabuh didermaga "kebarokahan" itulah suratan
Mulai mungkin,
Sabetan sajadah, pintu awal harapan
Kedinginan dalam tarian gayung beriringan
Berbondong-bondong dalam rel-rel berderetan
Demi secuil nasi dalam nampan
Segera mungkin,
Ketika pola ikatan sepatu mulai terlukis
Menuju beton mengais
Berlahan goresan tinta menari rapi
Bersama bersemilir angin nan asri
Siulan melodi burung harmoni
Oh indahnya suratan ini
Mungkin,
Engkau yang dulu bukanlah yang sekarang
Dulu rimbunan salak dan rambutan
Kebun beton kinipun kau sandang
Kebersamaan dalam kenangan
Lebih dari financial yang tak terbilang
Kini aku mengerti, tak ada yang di sesali
Realita bersuara lebih dari ekspektasi
Terimakasih telah menjadikanku alumni
- A. Syarifudin -
@copyright2017
Komentar