Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017
Pelukan Sang Ilahi Kukejar angan namun tak pasti Kulalui rintang tak pernah terselesaikan Hingga datang pelangi senja Menghantarkanku pada kesejukan cahyanya Dan kupandangi hingga lenyap Sungguh kuasaNya begitu menawan Dan kutemani senja dikala riang dan berteriak dalam gelap Buaian cinta kasih yang kau padu di atas hingar binar kuasamu Dialah Sang Pemilik yang Agung Dengan rasa hormat kutunduk dalam sholatku Meski selalu kumeratapi Sampai kapan harus seprti Sampai kapan aku bisa memelukmu Ya Rabb Memeluk dalam khusyuk sholatku Memeluk dalam pinta atas nama CintaMu Tanpamu hidup tak layak Tanpamu hidup tak berarti Hingga kumemeluk kuasaMu ya Tuhanku Hingga hidupku hanya terpacu padamu.. Wahai hati yang masih kelu Putri Senja              Kisahku dalam Sujudku Temanggung, 24 januari 2017

REMEMBER WHEN- ASWA YUKS

Gambar
°~° [ BERSUARA DALAM PUISI ] Dulu, serasa absurd. Dulu, aneh. Dulu, dan dulu Tidak mungkin, Bak sebuah kapal, seketika mengepakan layar Mengabdikan diri, oh untukmu nahkoda pesiar Berlabuh didermaga "kebarokahan" itulah suratan Mulai mungkin, Sabetan sajadah, pintu awal harapan Kedinginan dalam tarian gayung beriringan Berbondong-bondong dalam rel-rel berderetan Demi secuil nasi dalam nampan Segera mungkin, Ketika pola ikatan sepatu mulai terlukis Menuju beton mengais Berlahan goresan tinta menari rapi Bersama bersemilir angin nan asri Siulan melodi burung harmoni Oh indahnya suratan ini Mungkin, Engkau yang dulu bukanlah yang sekarang Dulu rimbunan salak dan rambutan Kebun beton kinipun kau sandang Kebersamaan dalam kenangan Lebih dari financial yang tak terbilang Kini aku mengerti, tak ada yang di sesali Realita bersuara lebih dari ekspektasi Terimakasih telah menjadikanku alumni - A. Syarifudin - @copyright2017

Sajak Januari

Lapuk Tak Luput Panggung-punggung itu berjajar demi selembar kertas Yang masih terpaut dercak tinta. Dengan keringat meluluh menelantarkan Kasih sepanjang pedih kehidupan Saat renta- meraja Daya tak berkumpul Hanya bayang kosong merengkuh Deretan senja Hidup masih tentang peminta Dari hak yang disalahgunakan Para penguasa yang berdendang Dunia bukan tentang rakyat melaknat Nafsu beranjak Tapi tentang sukma-sukma yang merajah menjadi debu pengganggu penglihat Hujan membelah langit Memanjakan setiap insan.. Atas malas diri yang menguasa Sungguh?  Apakah peminta bisa bahagia.. Bukan jerit diatas diam Tak lain damai kehidupan.. Jiwa-jiwa telah lapuk Bersama rayap yang memakan Rayap berdasi penuh misteri Janji yang berkoar Hanya ilusi Kini bukan jua lapuk bersalah Dengan jamin penguasa Tapi rayap berdasi tak bertanggung jawab.. Saat rakyat bersuara .. Putri Senja