Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Selepas Hujan Tiba

Gambar
Hujan kini menjatuhkan diri, aku selalu menunggu hujan jatuh ke bumi sebab kedamaian selalu tercipta tanpa tetapi Entah darimana asalnya, aku menyukai hujan sebab denganya aku bisa tertawa tanpa diketahui orang lain saat aku meluruh bersamanya. Jika orang lain selalu tak memperbolehkan aku kehujanan aku tidak peduli, sebab aku sangat menyukainya Ia yang jatuh karena Rahmat dariNya DariNya yang telah menciptakan kamu Karya Tuhan yang begitu istimewa bagiku DenganNya aku selalu membicarakan kebahagiaanmu, Meskipun kau tak merasa aku juga tak peduli Sebab tenangku ada saat aku bersamaNya Berkeluh kesah, berbagi Tawa Sebab aku tidak pernah kecewa saat aku berada di dekatNya, Bahkan DenganNya aku bisa leluasa berbicara tentangmu Mengadu rindu yang kian hari kian meramu Pada sebuah doa yang kupanjat selepas hujan tiba Sebab aku percaya Malaikat pun juga turun bersama air yang terjatuh Dan mendoakan kita semua Terimakasih atas perjalanan yang indah, Sebuah kisah yang h

Pesan Terbuka

Gambar
Ada yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan, ia yang bertatap tapi mati dalam perasaan.  Yang berpura-pura baik-baik saja meski batinnya telah tercipta luka yang menganga. Yang membiarkan perasaannya hancur tanpa tersisa, yang melupa hakikat saling mengerti. Ibarat mawar pada tangkainya yang indah ia membiarkan lukanya dirasakan sendirian. Seperti itulah rasanya sekarang.  Membunuh seseorang dengan perasaan yang di biarkan berkeliaran. Memintanya jauh, membuat hatinya gaduh, membiarkan tangisnya lumpuh. Bahkan membuatnya mati dalam langkahnya sendiri. Andai semua tidak salah jalan, langkah yang awalnya sampai tujuan, tidak sempat mampir hanya untuk bertanya karena tersesat oleh jalan yang dianggapnya benar. Andai tidak salah tikungan, yang dianggapnya cepat, tidak harus menumpang hanya untuk sekedar membereskan keadaan.  Tapi, kembali.. Rasanya hidup akan biasa-biasa saja jika tidak ada hal yang dianggapnya sebagai ujian,  rasanya kita akan biasa-biasa saja tanpa berusaha
Mencintaimu Dalam Diam Rasanya berulang kali aku mengutuk diriku sendiri, membiarkan luka ini begitu leluasa mengelabuhi. Sudah lama ingatan itu tak kembali, sudah lama tak kutemui pesan di notifikasi. Ingatan itu kembali, mungkin bodoh adalah anggapanku sekarang pasalny, rasa yang ingin kubuang berkali-kali, selalu kembali dengan caranya sendiri. Dan sekarang sadarku melupa pada kodratnya. Amnesiaku berpura-pura, bagaimanapun caranya aku tak dapat membohongi perasaanku untuk menginginkan kau kembali. Tapi sudahlah, aku yakin setelah kau pergi kali ini Allah sudah menyiapkan seseorang yang dengan baik menjadikanku lebih baik dari sekarang. Yang mencintaiku tanpa tetapi, membahagiakan tanpa meminta dibahagiakan kembali. Benar, mencintai itu fitrah dan dicintai adalah hukum alam. Allah tidak akan memberikan rasa itu tanpa alasan. Setiap manusia memiliki kadar cintanya masing-masing, dengan seseorang yang ditemuinya. Jika cinta menginginkan sebuah balasan, bagaimana cintamu terhadapNy

Surat part 1

Gambar
Oleh : Alwi Atsagav Hampa Tak ada ruang yang mampu menggambar dalam lukis sendu sedan sebuah senyuman. Ia meringkuk pada peluk tak tersampaikan. Sebuah genggam semu, ia tertahan dalam tangis perpisahan. Arahnya menghilang, lakunya punah, jiwanya jengah, pikiran tak karuan, tak ada yang sanggup mengerti. Tentang jalan yang ia lalui, cobaan yang dihadapi. Berpuluh-puluh tangga ia daki, kaki yang rapuh, ego yang membunuh, semua sudi ia lewati tanpa basa bas, demi apa? Demi ia yang tak peduli. Begitu bodoh rasa yang menghampiri. Semua tertutup dalam lubuk yang begitu rapat. Rahasia yang dinikmati sendirian. Sampai saatnya ia bosan. Dalam kesendiriannya yang sempat ia tak pedulikan. Kesunyian temannya berdiri, hening sahabat paling mengerti dan keramaian adalah dendam dan benci. Ia yang menghitung-hitung kenang, pada air mata yang sempat tumpah, pada pipi yang tak bersalah. Ia yang begitu tabah, menolak rasa. Memunafikan diri. Melupa pada hampa yang ia rasaa. Ia butuh, elaknya