Coretan Puisi Malam

Bukan Salahmu Ibu

Disuatu hari yang panjang
Mengurungku karena lelah dengan kenyaataan
Menangis,meronta seolah ingin jauh pergi lewati samudera dan tak kutemui jalan pulang
Tertunduk dengan sejuta ego yang membungkam
Darah dan jiwa hingga tubuh tak lagi berbaik sangka
Maaf atas keegoisan diri
Yang memaksamu menuai mimpi
Tak perduli kau terjatuh,terpontang-panting,bahkan lumpuh dalam keterjalan
Hati teracuni kefanaan sudah
Dengan jaring-jaring amarah
Yang memaksamu tergugah

Maafkan diri,
Tumbuh besar tanpa kedewasaan
Pola pikir masih tak karuan
Dengan riuh jiwa yang melawan kenyataan

Dan hari ini kutemui hujan dalam pelupuk mata
Menyiksa batinmu karna amarahku
Mengerogoti tubuhmu karna memikirkanku
Membunuh perasaanmu karna keangkuhanku

Bukan salahmu ibu,
Jika mimpi tak lagi berdayung
Lewati samudera dan arang yang membentang depan mata masih terpandang
Bukan salahmu ibu,
Jika diri lumpuh dalam semngat
Padam dalam tindakan
Lalu menyerah tanpa isyarat..

Duhai ibu,
Jika dikehidupan lain kutemukan bidadari
Takkan ada bidadari yang sehebat dirimu,
Setangguh dirimu,sesabar dirimu,dan secantik dirimu..
Jika dikehidupan lain kutemuka  rumah mewah,
Takkan ada rumah sedamai cinta ksihmu
Takkan ada rumah senyaman dalam pangkuanmu,


Dan sekali lagi bukan salahmu ibu,
Seperti ini daun yang kutumbuhkan
Tanpa kau temui bunga dalam kehidupan,
Seprti ini pekarangan yang kau impikan
Lalu akulah rumput dan ilalang

Maaf atas air mata dalam sungai itu
Takkan kumaafkan diri
Jika terulang bait dalam puisi
Irama dalam sajak
Yang kutemui dalam petuah lembutmu
Semoga aku bisa menghadiahkan surga untukmu
Kelak dikehidupan yang baru
Cintamu takkan terganti
Sepanjang perjalan hidupku

Aku menyayangimu, dan kau adalah doa kebahgiaan dalam setiap sujudku
Getir tapi inlah kehidupan
Sakit inilah kenyataan
Dalam gelap kau adalah cahaya
Dalam terang kau adalah pelindung
Dan selamanyaa...
Aku mencintaimu...
Dan aku selalu merindumu


Dalam kehidupan ada saatnya kita harus terjatuh berkali-kali untuk membuat kita bangkit..
Ibarat mendaki sebuah gunung,untuk menikmati pemandangan yang indah diatas perlulah kita mendaki lewati jalan yang terjal,harus jatuh berkali-kali,menahan sakit terus menerus. Dan seprti itulah proses kehidupam harus terlebih dahulu sakit untuk bahagia.
Salam sastra






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi - Jeritan Seorang Petani -

Wisata Embung Kledung, Temanggung - Sebongkah Rindu Untukmu

Tanahku,Tanah Menempa Ilmu - Yayasan Syubbanul Wathon,Teglrejo Magelang