Mencintaimu Dalam Diam

Rasanya berulang kali aku mengutuk diriku sendiri, membiarkan luka ini begitu leluasa mengelabuhi. Sudah lama ingatan itu tak kembali, sudah lama tak kutemui pesan di notifikasi. Ingatan itu kembali, mungkin bodoh adalah anggapanku sekarang pasalny, rasa yang ingin kubuang berkali-kali, selalu kembali dengan caranya sendiri. Dan sekarang sadarku melupa pada kodratnya. Amnesiaku berpura-pura, bagaimanapun caranya aku tak dapat membohongi perasaanku untuk menginginkan kau kembali. Tapi sudahlah, aku yakin setelah kau pergi kali ini Allah sudah menyiapkan seseorang yang dengan baik menjadikanku lebih baik dari sekarang. Yang mencintaiku tanpa tetapi, membahagiakan tanpa meminta dibahagiakan kembali.
Benar, mencintai itu fitrah dan dicintai adalah hukum alam. Allah tidak akan memberikan rasa itu tanpa alasan. Setiap manusia memiliki kadar cintanya masing-masing, dengan seseorang yang ditemuinya. Jika cinta menginginkan sebuah balasan, bagaimana cintamu terhadapNya. Ia yang begitu kau kecewakan berkali-kali, Ia yang kau tinggalkan demi seseorang yang belum pasti. Tanpa kau sadari seseorang itu adalah kuasaNya, dan sejatinya hanya Miliknya. Untuk apa kita mendekat manusiaanya sedangkan Tuhannya diabaikan begitu saja. Aku, itu aku yang membodohi diriku.
Mungkin mencintai dalam diam adalah muaraku, bagaimana aku lebih leluasa mendekatimu tanpa ada penolakan darimu, bagaimana aku bisa memelukmu tanpa ada jarak, dan bagaimana aku lebih bisa meluapkan rindu tentangmu bersamaNya, yang menciptakanmu dan memiliki seutuhnya jiwamu. Dan aku lebih nyaman seperti ini, menikmati senyummu dari jauh, mengintaimu dari doaku, dan melihatmu bahagia bersama orang yang dipilihmu untuk membersamaimu sekarang hingga esok nantinya. Aku begitu bahagia, melihatmu bahagia. Meski aku tak bisa berbohong akupun terluka. Tapi aku juga tak bisa melupa, setelah dulu, lukamu aku buat hingga percayamu tak lagi kudapat. Dan mungkin dengan cara seperti ini, kau tak menjauh dan membenci.
Rasanya berulang-ulang aku ingin menertawai diriku sendiri, bagaimana tidak?  aku tidak selalu beruntung soal cinta, begitu banyak aku membiarkan kesempatan terlewat begitu saja. Dan begitu aku selalu membodohi perasaanku bahwa aku membutuhkannya. Dan sekarang aku sadar, apa aku tak layak untuk kembali mencintai dan cintai? Sedangkan kamu, masih betah tinggal disini. Kenangmu sudah kubuang, janjimu sudah ku abaikan, tapi kembali. Dan selalu kembali dengan cara yang tak pernah aku duga sebelumnya.  Tapi tak apa, proses menuju pendewasaan itu memang berbeda jalannya. Aku yang harus diuji seperti ini, dan mereka yang diuji seperti apa yang mereka lewati. Bahagianya aku, masih menyimpanmu disini. Ditempat yang tak pernah kau tau, aku rawat dengan baik. Dengan doa-doa yang kulangitkan tanpa ada yang mengerti. Bahagianya aku, dan berulang-ulang akan kukatakan bahwa aku memang benar bahagia. Mencintaimu dalam diam adalah cara terbaik yang kutempuh sekarang, meskipun aku tak pernah tau sampai kapan aku akan menyimpanmu dalam kehidupanku. Rasanya banyak orang baru datang, namun sama sekali tak ada yang bisa mengubah posisimu dalam hidupku. Yeah... Cukup sudah, aku yakin suatu hari hati ini akan terbuka pada saatnya, dengan seseorang yang baru, dan kisah baru yang lebih berwarna. Sampai pada saatnya, kabarmu tak kupedulikan. Dan rasaku sudah menghilang. Dan pada saatnya pula,  doaku tentangmu akan terganti dengan seseorang yang lebih pantas aku pinta padaNya. Selamat malam, semoga kau baik-baik saja sekarang dan tentunya bahagia? Meski sudah bukan aku alasan kau bahagia. Terimakasih ya 😁 kamu adalah teka-teki yang ingin selalu kupecahkan bersamaNya.

22:18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi - Jeritan Seorang Petani -

Wisata Embung Kledung, Temanggung - Sebongkah Rindu Untukmu

Tanahku,Tanah Menempa Ilmu - Yayasan Syubbanul Wathon,Teglrejo Magelang