Puisi Sore

Sebuah Luka

Tak ada yg lebih mengerti dari diri sendiri
Ia yang membungkam sejuta sesak tanpa membongkar sejuta amarah
Ia yang tersusun rapi
Hingga rasaku seolah mati
Dimana, yang kau janjikan tak akan pergi? Jika pada akhirnya saling melukai adalah cara mencintai paling abadi?
Dimana, janji untuk selalu menemani, saat semua kata pisah berujung pada garis istilah yang tak diperistirahatkan dari dua kata yang berselisih
Ya, tak ada yg lebih mengerti
Dari kerasnya sikap, dan lembutnya hati
Dimana tangis merajalela tanpa jeda,
Tanpa sepengetahuan, dan tanpa spasi
Dibaris kata yang kusebut luka,
Yah, aku pikir saat semua menjauh ada raga yang berkenan utuh
Yah, aku kira disaat semua membenci, ada doa yang selalu melangit tanpa henti
Yah, itu hanya pikiran yang mengira-ira akan kah sama?
Semua berlahan menjauh dan pergi
Berlahan-lahan hilang ditelan bumi,
Diamku adalah doa yang kulangitkan jauhh, atas kebahagiaan yang utuh

Masyaallah, sesakit ini kah?
Masyaallah Tabarakaallah, kuatkanlah..

Jalan yang ku pilih tak selamanya mulus, (sadarku)
Keputusan yang ku ambil tak selamanya tak beresiko,
Bahkan, aku harus rela membunuh luka-luka ini sendiri,
Menyembuhkannya sendirian,
Dan pasti akan kubawa hingga ia mati,
Yah benar, aku sedang berusaha keras melupakanmu,
Aku benar bisa,
Tapi aku tak bisa berbohong, aku tak bisa melupakan kita,
Dimama tempat-tempat atas sebuah kenang yang bercakap melalui media bernama rasa
Ia yang terekam jelas, dan tak sedikitpun terlupa
Benar nyatanya, hakikat tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan,
Haruskah aku melakukannya,
Meski nuraniku berteriak, meronta
Tuhan,..
Rasanya menyerah adalah jalan keluar, tapi aku sadar
Mengahadapi adalah jalan terbaik untuk menikmati,
Atas luka-luka ini biar ku ajak ia pergi kemanapun, sampai saatnya tiba ia yang akan sembuh pada waktunya,
Dan harapku adalah sama,
Ijinkan aku mengucap nama, disebaris doa yang terlantun diujung asa (kamu)
Imajinasi terliar yang aku punya,
Sekarang dan selamanya
Selama waktu pulang tiba pada saatnya..

Tak ada wanita yang kuat pada kehilangan -kehilangan yang ia hadapi, terutama kehilangan orang yang ia sayangi,
Jika ia tegar, ia sedang pura2 membunuh lukanya sendirian...

17:44

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi - Jeritan Seorang Petani -

Wisata Embung Kledung, Temanggung - Sebongkah Rindu Untukmu

Tanahku,Tanah Menempa Ilmu - Yayasan Syubbanul Wathon,Teglrejo Magelang