18:32

Aku mencintai kebaikan hatimu,

Akhir di hari minggu, tawa yang selalu menyatu dikenang yang selama memutar otak pada tempat-tempat yang biasa kita nikmati berdua, yah aku mengunjungi kenangan.. Tawa riuh yang menekan, tangis yang sempat terpecah, dan gelisah yang entah sampai kapan akan berakhirnya, aku begitu mengaguminya, dihati yang tak pernah membedakan, dihati yang tak sama sekali meninggi meskipun kau berada dipuncak paling tinggi, pun kau tak pernah merendahkan sekalipun kau telah berkuasa. Yah aku betul-betul mengaguminya, kebaikan yang terlahir dari hati yang begitu dalam. Aku mengunjungi hatimu jua kali ini, di rindu-rindu yang menyekat pada keping jarak yang mengerikan, yah aku benci sekali mengatakannya, kenapa aku harus terjebak pada hati yang menyiksa hati lain, benar ada rasa yang bergetar setiap kali aku disampingnya, ada tenang yang kurasa saat kudengar riuh suaranya, aku begitu mengaguminya. Ketika semua membicarakannya bak raja yang tak pernah kalah kebaikan hatinya, bak raja yang selalu disayangi oleh rakyatnya, tak sekalipun pernah kudengar kau mengeluh atas sikap yang sering tak menyenangkan untukmu. Itulah sebabnya berkali-kali aku merasa beruntung mengunjungi hatimu, -pun entahlah aku selalu bahagia mendengar kabar tentangmu, tentang hal yang belum sempat aku ketahui, namun begitu bahagia mereka menceritakannya,  aku selalu merasa nyaman ketika kabar tentangmu tak pernah sekalipun kudengar tidak menyenangkan. Yah semua orang begitu menyayangimu, akupun begitu aku begitu menyayangimu dengan segala kurang dan lebihmu. Tapi aku menyesal, - takdirku tak terbaca, keluhku merajalela, aku dibuatnya meraja bak putri yang paling disayangi, aku sangat-sangat bahagia, tapi saat sadarku pulih, itu hanya bunga tidur, yah bunga tidur tentang mimpi-mimpi tentang kita, kita yang sering berdoa bersatu, padahal ada hati yang melangitkan kita berpisah yah pi-sah sebuah kata yang sering muncul dalam pikiran, namun tak ingin aku melepaskanya. Andai saja waktu bisa kuulang, ku meminta Tuhan, memberiku izin untuk berbahagia denganmu, bukan sesaat namun selamanya hingga kaki kita sama-sama menyatu di surgaNya. Namun sayang, takdir berkata lain, aku hanyalah ditakdirkan sebagai penguat keteguhan hatinya, pendamping ketika ia merasa terasing, penghibur ketika lara sedang melanda, yah- aku selalu benci ketika otakku memutar kisah yang ada pada dirimu, kenapa tak aku saja yang bertemu denganmu terlebih dulu, kenapa tak aku saja yang mendampingi lika-liku perjalananmu, kenapa tak aku saja yang bergandengan tangan menggenggam erat keteguhan hatimu, kenapa tak aku saja... (Aku menyesal)  ditemukan diwaktu yang tidak tepat,  Hingga pada akhirnya, leburku hanyalah sesaat, yah sesaat meskipun aku yakin tak akan ada yang menyamaimu ketika kau berada dikehidupanku, dan sadarku kembali pulih (lagi)  aku bukan takdir nya, aku hanyalah bahagianya sesaat meskipun aku tau, dia yang selalu menemaniku hingga lelap, bahkan dalam mimpi ditidurku, bahkan aku selalu membincangkanmu pada Rabbku, aku beruntung ditemukan olehmu, tapi hinanya aku sepotong hatiku terbawa olehmu, yang jelas-jelas tak layak untuk aku rasa, tak halal jika aku merasa, tapi rasa ini begitu menentramkan, yah aku hanya bisa berdoa, berbahagialah yakinkan aku untuk tak pernah lupa mendoakan kebahagiaan mu, pun sebaliknya, hingga akhirnya tangan Tuhan akan bertindak untuk menyatukan pada waktunya, aku benci pada diriku sendiri aku benci ketika otakku mengulang-ulang kata yang sempat terucap, dan hati yang menangis dan melangitkan doa-doa yang mustajab, aku merasakannya jelas aku merasakannya, begitu terlukanya dia karenaku, yah karenaku yang begitu menyayangimu, sebagai seseorang yang begitu istimewa dikehidupanku, meskipun sejenak dan tak selamanya tersebab tak mungkin aku membiaarkan lukanya begitu lama membuka, sudikah kaau memaafkanku, memaafkan atas apaa yang aku perbuat, memaafkan aku atas rasa yaang tak pernah sirna dikehidupanku dan memaaafkan bahwa aku begitu menyayangimu, sebagai seseorang yang berbeda dikehidupanku, dan memaafkanku untuk rindu yang tak pernah berhenti, meskipun aku tau tak sepantasnya aku memiliki perasaan itu. Aku masih mengunjungimu, jika suatu saat nanti aku berbeda dan menjauh bukan berarti aku tak menyayangimu, aku sedang menyakiti diriku agar tak ada lagi yanng tersakiti karenaku, biar aku saja, biaar aku sajaa, meskipun luka itu entah sampai kapan aku sembuh, dan bila aku lebih dulu dipanggil Tuhan, maukah kau meluangkan waktu untukku, untuk sekedar mengunjungi hatiku yang tengah layu, untuk sekedarr meminta maaf kepada Tuhan, karena aku menyayangimu. Yah, ituu permintaan terakhir ku untukmu, dan jika suatu saat nanti aku tak ada lagi dikehidupanmu tak memberi pelangi saat hujanmu turun, aku sedang berusaha mencintaimu dipuncak tertinggi, dimaana luas cintaku sama seperti luasnya aku mengikhlaskan kebagiaanmu. Ajari aku menjadi wanitaa hebat dan tangguh, mandiri dan percayaa diri, cerdaas dan berbaik hati, agar aku bisa mengimbangimu melangkah membersamai meski ragaa tak sejalan lagi,. Aku adaa dihatimu, pun sebaliknya kau ada dihatiku, sepanjang jalaan yang kutempuh, sepanjang jalan itu aku sdg mengikhlaskanmu, berbahagiaalah, nikmati apa yaang aada disampingmu, tersebab ia yang akan lebih menjagamu lebih lama daripada aku, aku hanya bisa membersamaimu melalui doa-doa yang kulangitkan sebagai obat rindu yang tak tertahankan, disetiap harinya disetiap saatnya,.. Aku bahagia, menemukanmu dan ditemukanmu, tersebab aku bisa belajar arti mencintai dan
 mengikhlaskan lagi..
Teruntuk kamu,
Seseorang yang begitu istimewa dikehidupanku, terimakasih telah menjaga dan membersamaiku hingga saat ini...
Percayalah sepotong hatiku telah luruh membersamaimu,..
Dimanapun dan kapanpun, hatiku sudah membersamaaaimu,
Maafkan aku masih egois untuk tidak bisa menjauh darimu, tersebab aku tak mampu untuk jauh darimu,
Aku tak mampu,
Dan aku selalu benci kata selamat tinggal untuk "kita"
Kau tau? Aku sudah mencintaimu..
Lebih dari yang kau tau,
Tapi untuk mengucap itu sudah larangan yg begitu jelas..

15:03

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi - Jeritan Seorang Petani -

Wisata Embung Kledung, Temanggung - Sebongkah Rindu Untukmu

Tanahku,Tanah Menempa Ilmu - Yayasan Syubbanul Wathon,Teglrejo Magelang